top of page
Writer's picturepsychotalk.id

Kenali Toxic Parents dan Tanda-tandanya



Pasti dalam menjalani hidup akan selalu ada orang-orang yang memberikan kita dukungan atau kasih sayang yang kita butuhkan, tetapi kenyataannya juga akan selalu ada orang yang dapat menyakiti kita atau memberikan dampak negatif kepada kehidupan kita.

Memang akan sangat disayangkan ketika seseorang yang toxic adalah orang tua kita sendiri. Jika seperti itu, akan sulit untuk kita memiliki hubungan yang sehat dengan orang tua, mungkin juga kita malah akan terus mendapatkan dampak yang negatif dan itu akan mempengaruhi kesehatan fisik dan mental kita.

Apa sih yang dimaksud dari toxic parents itu?

Toxic parents merupakan istilah ketika orang tua yang memperlakukan anaknya dengan tidak baik. Mereka mungkin melakukan kekerasan fisik maupun emosional. Toxic parents juga lebih peduli dengan kebutuhan mereka sendiri tanpa memikirkan apa yang mereka lakukan baik atau malah membahayakan anaknya.

Mereka enggan untuk meminta maaf dan mengakui bahwa apa yang mereka lakukan itu salah dan kekerasan yang biasanya mereka lakukan cenderung berlangsung terus menerus. Lalu apa saja tanda-tanda orang tua masuk dalam kategori toxic parents?

Tanda-Tanda Toxic Parents?


- Selalu bereaksi negatif

Biasanya toxic parents selalu bereaksi secara negatif pada suatu masalah. Mereka juga cenderung mendramatisasi suatu masalah, bahkan masalah kecil dan selalu mencari alasan agar mereka marah dan bereaksi berlebihan.

- Melibatkan anak dalam masalah orang tua

Orang tua yang toxic akan membuat anak terlibat dalam masalah mereka, sehingga anak cenderung merasa bersalah jika menginginkan sesuatu

- Melakukan kekerasan fisik dan emosional

Kekerasan yang dilakukan orang tua tidak selalu berupa pukulan atau sesuatu yang sangat jelas. Bisa saja, kamu mengalami kekerasan secara emosional seperti gaslighting atau manipulasi, merendahkan kamu, berteriak, atau berkata kasar kepada kamu.

- Selalu meminta anak untuk mengerti perasaan orang tua tetapi tidak pernah mengerti perasaan anak

Orang tua kamu mungkin tidak peduli dalam hal hal-hal yang kamu butuhkan atau yang kamu rasakan. Ketika terjadi masalah, mereka tidak pernah mempertanyakan perasaan kamu melainkan menuntut untuk mengerti perasaannya, seperti berkata

“Bagaimana dengan aku?”

“Kamu memang nggak pernah mengerti perasaan ibu”

- Mengontrol anak secara berlebihan

Orang tua yang toxic biasanya akan mengganggu privasi kamu atau tidak mengizinkan kamu membuat keputusan sendiri karena mungkin mereka terlalu kritis dan mengendalikan keputusan yang seharusnya kamu pilih, bahkan jika kamu sudah dewasa.

Bagaimana dampak yang dirasakan anak jika memiliki toxic parents?

Keluarga yang toxic dapat memberikan efek jangka panjang bagi anak, terutama pada sisi psikologis yang dapat mengakibatkan trauma. Terlebih lagi, trauma ini justru

berpotensi kepada penerapan pola hidup toxic tersebut kepada keluarga yang akan

anak ini bangun di masa mendatang.

Kesehatan mental anak juga tidak hanya diartikan sebagai kondisi mental anak yang tidak mengalami penyakit mental, namun juga mencakup kemampuan untuk berpikir secara jernih, mengendalikan emosi, dan bersosialisasi dengan anak seusianya. Anak yang memiliki kesehatan mental yang baik akan memiliki beberapa karakter positif, misalnya dapat beradaptasi dengan keadaan, menghadapi stress, menjaga hubungan baik dan bangkit dari keadaan sulit. Sebaliknya, kesehatan mental yang kurang baik pada masa anak-anak dapat menyebabkan gangguan perilaku yang lebih serius akibat ketidakseimbangan mental dan emosional, serta kehidupan sosial anak yang kurang baik.

Lalu, hal-hal apa saja yang bisa orang tua lakukan untuk menciptakan hubungan yang sehat dengan anak?


- Anggap anak sebagai teman

Berikan perhatian dan kasih sayang pada saat ia menceritakan kisahnya, berikan tanggapan selayaknya seorang teman dan bukan sebagai orangtua yang mengatur hidup anaknya.

- Puji keberhasilan-keberhasilan kecil yang telah dilakukan anak

Pujian yang diberikan kepada anak dapat membuat anak merasa dihargai dan merasa bahwasannya dia bisa membuat bangga keluarga, juga dapat menumbuhkan rasa percaya dirinya.

- Hargai apa yang telah dilakukannya pada kita

Walaupun hanya sekadar perbuatan kecil, seperti mengembalikan mainan pada tempatnya, menata sepatu di raknya, dan sebagainya, kita bisa hargai perbuatan mereka untuk mengapresiasi apa yang mereka lakukan.

- Tunjukkanlah cintamu

Orang tua bisa memberikan sentuhan dan kasih sayang yang penuh kasih kepada anak untuk perkembangan emosional dan neurobiologis yang sehat. Perlakukan setiap interaksi sebagai kesempatan untuk lebih dekat dengan anak. Bicaralah kepada mereka dengan ekspresi hangat dan tersenyum.

- Dengarkan dan beri empati kepada anak

Akui perasaan anak kamu dan tunjukkan kepada mereka bahwa kamu mengerti, dan yakinkan mereka bahwa kamu ada untuk membantu apa pun yang mereka butuhkan. Cobalah untuk melihat sesuatu dari sudut pandang anak dengan mendengarkan dan berempati, kamu dan anak akan mulai menumbuhkan rasa saling menghormati.

Jika kamu memiliki orang tua yang toxic, ingat selalu bahwa perlakuan yang orang tua kamu lakukan itu bukanlah salah kamu. Meskipun kita tidak bisa mengubah perilaku orang lain, tetapi kita tetap bisa membuat batasan yang jelas pada orang-orang yang memberikan dampak negatif kepada kita dan mencari support yang kita butuhkan. Jika memang keadaan kamu semakin memburuk, kamu bisa mencari bantuan kepada psikolog atau psikiater.

Sumber

Dorn, P. (2020). 8 Ways to Strengthen a Parent-Child Relationship. Family Services. https://www.familyservicesnew.org/news/8-ways-to-strengthen-a-parent-child-relationship/

Gaba, S. (2020). 4 Signs You Are the Child of a Toxic Parent. Psychology Today. https://www.psychologytoday.com/us/blog/addiction-and-recovery/202003/4-signs-you-are-the-child-toxic-parent

Saskara, I. P. A., & Ulio. (2020). Peran Komunikasi Keluarga dalam Mengatasi “Toxic Parents” Bagi Kesehatan Mental Anak. Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 5(2): 125-134

6 views0 comments

Comments


bottom of page