top of page
Writer's picturepsychotalk.id

Being Caregiver is Easy, isn't ?

Updated: Jul 1, 2020



Caregiver merupakan orang-orang yang membantu aktivitas sehari-hari individu yang membutuhkan bantuan perawatan seperti orang sakit maupun anak-anak. Caregiver bisa mencakup keluarga, orang-orang terdekat yang membantu pasien dalam menjalankan aktivitas sehari-hari (APA, 2015). Caregiver sendiri dibedakan menjadi dua, yaitu formal dan informal. Formal caregiver merupakan perawat yang dibayar atau sukarela yang berasal dari pemberi layananan, selain itu formal cargiver memberikan jenis perawatan yang tidak diperoleh penderita dari anggota keluarganya, seperti pelanan secara medis. Sedangkan informal caregiver adalah cargiver yang tidak dibayar atau dilatih oleh badan-badan hukum, seperti pasangan, anak, menantu atau teman dekat pasien. Informal caregiver ini bisa disebut juga dengan family caregiver. Koh & McDonal mengatakan bahwa family caregiver ini merupakan orang yang menyediakan perawatan dan dukungan bagi kesehatan, finansial, sosial, emosional, terhadap individu yang lemah atau menderita penyakit kronis (Lai &Thomson, 2011).



Menurut Mizbach (dalam Takumansang, 2017), jika gangguan fungsional yang dihadapi oleh pasien tersebut berat, biasanya akan membuat pasien bergantung pada caregiver-nya. Hal ini membuat seluruh anggota keluarga dituntut untuk bisa menjadi tempat bergantung bagi pasien selama proses pemulihan, namun sayangnya tidak semua anggota keluarga siap untuk menjalankan tuntutan tersebut. Sering kali orang menganggap bahwa mengurus pasien yang merupakan keluarga kita merupakan hal yang mudah. Family caregiver harus meluangkan banyak waktu, pikiran dan tenaganya untuk merawat pasien tanpa bantuan orang lain. Mereka mengalami kesulitan untuk melakukan pekerjaan sehari-hari, bersosialisasi, atau melakukan hal-hal yang mereka sukai demi untuk fokus merawat pasien.


Perubahan yang dialami oleh family caregiver ini akan membuat situasi yang krisis bagi family caregiver. Selain itu keadaan kronis yang dialami oleh pasien menjadi stressor atau sumber stres yang memungkingkan keluarga tersebut mengalami masa krisis, dengan gejala-gelaja seperti sulit berkonsentrasi, cemas, merasa sedih, mudah marah dan menangis, menarik diri, kesepian, hilangnya semangat dan berkurangnya produktivitas hingga bisa menjadi lebih berat seperti depresi ataupun gangguan kecemasan. Hal ini akan menurunkan kualitas hidup family caregiver. Pasien maupun keluarga yang menjadi caregiver harus melakukan readaptasi terhadap perubahan-perubahan yang terjadi untuk mempertahankan kehidupan keluarga pada masa krisis tersebut.


Jika kamu seorang family caregiver, dan merasakan gejala-gejala tersebut mulailah untuk melakukan manajemen stres sehingga dapat menemukan koping stres yang positif. Menjadi caregiver memang tidak semudah yang dibayangkan. Cobalah untuk untuk meluangkan “me time” untuk dirimu sendiri. Kamu juga bisa menonton video lucu di YouTube untuk dapat meningkatkan suasa hati. Kamu juga bisa berolah raga untuk menjaga kesehatan fisik dan dapat mengurangi stres. Dengan dirimu tertawa dan berolahraga, maka tubuh akan melepaskan hormon endorfin, hormon yang dihasilkan ketika kamu merasa senang dan menstimulus rasa bahagia di otak. Hormon endorfin ini juga dapat menghilangkan rasa sakit yang dialami oleh tubuh, karena tubuh akan merasa lebih rileks dan mampu mengontrol emosi



Setelah tubuh dan pikiran relaks, cobalah untuk merubah pemikiranmu bahwa anggota keluarga yang sakit adalah seseorang yang pantas untuk kamu tolong dan cobalah menerima situasi bahwa kamu adalah caregiver-nya. Selain itu, sangat penting juga untuk menyadari keterbatasan diri sendiri dalam melakukan perawatan. Berbagi cerita dan perasaan kepada sesama anggota keluarga atau orang-orang terdekat tentang apa yang kamu alami, dapat meringankan beban yang muncul. Saat berbagi cerita, mungkin kamu bisa mendapatkan tips dalam merawat dan juga mendapat penguatan satu dengan yang lain.


Cobalah membuat perencanaan atau daftar apa saja yang harus dilakukan dengan melihat skala prioritas sehingga waktu untuk merawat keluarga tidak mengganggu waktu untuk bekerja dan bersosialisasi. Kamu juga bisa merencakan kegiatan-kegiatan yang bisa kamu lakukan bersama dengan pasien dengan tujuan untuk meningkatkan kesehatan dan kemandirian pasien. Menjadi penting adalah kamu bisa mencari strategi koping stres yang positif untuk menyikapi keadaan krisis ini. Hilangkan penggunaan strategi koping stres yang negatif seperti menyalahkan diri sendiri, menolak keadaan, menggunakan zat terlarang ataupun hal-hal yang berbahaya. Jika dirasa kamu masih merasakan gejala-gejala di atas, jangan ragu untuk meminta pertolongan profesional seperti Psikolog.


Menjadi family caregiver merupakan hal yang tidak mudah. Saya yakin dan percaya bahwa kamu kuat untuk menjalaninya. Jangan lupa untuk memperhatikan dirimu sendiri sehingga kamu bisa merawat dan memperhatikan keluarga yang kamu kasihi dengan sepenuh hati.



AMP

tim PSYCHOTALK.ID

DAFTAR PUSTAKA

Lai, D. W. L., & Thomson, C. (2011). The impact of perceived adequacy of social support on caregiving burden of family caregivers. Families in Society, 92 (1), 99–106. https://doi.org/10.1606/1044-3894.4063

Talimansang, V.B. 2017. Resiliensi Keluarga pada Keluarga Caregiver bagi Pasien Pasca Stroke. Tugas Akhir. Fakultas Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana.

VandenBos, G.R., & American Psychological Association (APA). (2015.) APA Dictionary of Psychology. APA Dictionary of Psychology. https://doi.org/10/1037/14646-000


DAFTAR GAMBAR

10 views0 comments

コメント

コメントが読み込まれませんでした。
技術的な問題があったようです。お手数ですが、再度接続するか、ページを再読み込みしてださい。
bottom of page